Langsung ke konten utama

Tekanan Darah Tinggi: Kenapa Bisa Naik, Gejala Bahayanya, dan Harus Ngapain?

Hai teman-teman! 👋

Pernah nggak sih tiba-tiba merasa pusing, deg-degan, atau ngerasa nggak enak badan... terus pas dicek, ternyata tekanan darah tinggi? Nah, ini yang sering disebut sebagai hipertensi. Yuk kita bahas bareng-bareng biar nggak panik dan tahu harus ngapain!



💡 Apa Itu Hipertensi?

Hipertensi itu kondisi di mana tekanan darah dalam tubuh kita lebih tinggi dari normal. Normalnya, tekanan darah sekitar 120/80 mmHg. Kalau angka atas (sistolik) udah di atas 130 atau angka bawah (diastolik) di atas 80, itu udah masuk kategori tinggi.

Masalahnya, banyak orang yang nggak sadar punya hipertensi, karena seringnya nggak ada gejala sama sekali. Tapi kalau dibiarkan, bisa jadi berbahaya banget, lho!


🧠 Apa Penyebab Tekanan Darah Tinggi?

Ada banyak hal yang bisa bikin tekanan darah naik, contohnya:

  • Kebanyakan makan garam (makanan asin-asin)
  • Kurang olahraga
  • Stress terus-terusan
  • Kebiasaan merokok atau minum alkohol
  • Kegemukan atau obesitas
  • Keturunan dari keluarga
  • Penyakit lain, seperti diabetes atau gangguan ginjal


⚠️ Gejala Tekanan Darah Tinggi yang Harus Diwaspadai

Walaupun sering tanpa gejala, kalau tekanan darah udah terlalu tinggi, biasanya tubuh bakal kasih sinyal, seperti:

  • Sakit kepala berat
  • Pusing atau sempoyongan
  • Mata jadi buram
  • Jantung berdebar cepat
  • Nyeri dada
  • Mimisan tiba-tiba

Kalau kamu ngerasa kayak gitu, jangan tunggu lama-lama — langsung periksa ke dokter atau UGD, ya!


🆘 Harus Ngapain Kalau Tekanan Darah Naik?

Tenang, jangan panik dulu. Ini langkah-langkah yang bisa kamu lakukan:

  1. Cek tekanan darah (kalau punya alat sendiri di rumah, bagus banget!)
  2. Duduk dan tenangkan diri, ambil napas dalam-dalam
  3. Jangan konsumsi makanan asin atau kafein dulu
  4. Minum obat tekanan darah kalau memang udah diresepkan dokter
  5. Kalau gejalanya parah, langsung ke rumah sakit ya! Jangan ditunda


Gimana Cara Mencegah dan Menjaga Tekanan Darah Tetap Normal?

Gampang-gampang susah, tapi bisa banget dilakukan kok:

  • Kurangi makanan asin dan gorengan
  • Banyakin makan buah dan sayur
  • Olahraga ringan tiap hari, misalnya jalan kaki 30 menit
  • Jaga berat badan
  • Kurangi stres (coba meditasi, olahraga, atau hal yang kamu suka)
  • Rutin cek tekanan darah, apalagi kalau punya riwayat hipertensi di keluarga


Penutup dari dr. Priska

Hipertensi itu nggak selalu kelihatan dari luar, tapi efeknya bisa serius banget kalau dibiarkan. Jadi, yuk lebih peduli sama tekanan darah kita sendiri! Gaya hidup sehat itu investasi jangka panjang buat tubuh kita. 💪

Kalau kamu punya pertanyaan soal tekanan darah atau kesehatan jantung, boleh banget tulis di kolom komentar atau konsultasi langsung ya.


Sharing, Caring and Warning! 

❤️

dr. Priska Natalia



📩 Punya pertanyaan soal kesehatan atau mau konsultasi langsung? Klik di sini untuk konsultasi online bareng dr.Priska Natalia.

Jangan lupa follow juga Instagram dan Tiktok dr.Priska Natalia untuk info kesehatan lainnya yang simpel dan bermanfaat! 💙

Informasi lainnya klinik di sini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengurus Surat Izin Praktik (SIP) Dokter di Jakarta dengan Jakevo (2024)

Mengurus Surat Izin Praktik (SIP) adalah langkah penting bagi para dokter yang ingin menjalankan praktik secara resmi. Di Jakarta, proses pengurusan SIP kini lebih mudah berkat platform digital bernama Jakevo. Berikut ini adalah panduan terbaru, langkah demi langkah, untuk mengurus SIP dokter secara online di tahun 2024. 1. Persiapkan Dokumen yang Diperlukan Sebelum memulai proses pengajuan, pastikan Anda telah menyiapkan dokumen berikut dalam format digital: Kartu Tanda Penduduk (KTP) : Pastikan KTP Anda masih berlaku. Surat Tanda Registrasi (STR) : Dokumen ini harus aktif dan dikeluarkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Sertifikat Kompetensi (Serkom) : Dokumen ini diperlukan sebagai bukti kompetensi profesional Anda. Pemenuhan Satuan Kredit Profesi (SKP) : Pastikan Anda telah memenuhi persyaratan SKP melalui platform SATUSEHAT SDMK . Pas Foto Berwarna : Ukuran 4x6 cm dengan latar belakang merah. Surat Pernyataan Tempat Praktik : Dokumen yang menyatakan lokasi Anda akan berprak...

Ini yang Perlu Kamu Tahu tentang Postinor

Bagaimana Cara Kerja Postinor? Mencegah atau memperlambat terjadinya ovulasi, yaitu menghentikan indung telur untuk mengeluarkan sel telur. Sehingga mencegah sperma bertemu dengan sel telur. Jika seandainya sudah terjadi ovulasi dan sel sperma sudah bertemu dengan sel telur, kondar ini akan mencegah sel telur yang telah dibuahi ini untuk menanamkan diri di dinding rahim. Namun jika sel telur yang telah dibuahi ini telah menanamkan diri di dinding rahim sebelum mengkonsumsi kondar, maka konsumsi postinor ini tidak akan berguna lagi dan kehamilan akan tetap terjadi. Seberapa Efektifkah Postinor ini? Jika di konsumsi segera setelah berhubungan dan kurang dari 72 jam, efektifitasnya bisa mencapai 87% Dan jika dikonsumsi dalam 24 jam setelah melakukan hubungan, maka akan lebih efektif. Namun harus diingat bahwa, kondar ini tidak lebih efektif dibandingkan kontrasepsi rutin, jadi jangan jadikan kondar sebagai kontrasepsi rutin ya. Yang harus diIngat Postinor tidak mencegah kehamilan jika mel...

Postinor: Kontrasepsi Darurat yang Banyak Dicari

Di dunia kesehatan reproduksi, Postinor sering menjadi perbincangan hangat. Banyak orang yang mendengar tentangnya, tetapi tidak semua memahami apa itu Postinor, bagaimana cara kerjanya, dan apa saja efek sampingnya. Artikel ini akan mengupas tuntas tentang Postinor dengan bahasa yang menarik dan mudah dipahami. Apa Itu Postinor? Postinor adalah obat yang digunakan sebagai kontrasepsi darurat. Ini berarti bahwa Postinor dirancang untuk mencegah kehamilan setelah hubungan seksual yang tidak dilindungi atau ketika metode kontrasepsi lainnya gagal, seperti kondom yang robek. Obat ini mengandung hormon levonorgestrel yang bekerja dengan cara menghambat ovulasi, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya pembuahan. Kapan Harus Menggunakan Postinor? Idealnya, Postinor harus digunakan dalam waktu 72 jam (3 hari) setelah hubungan seksual yang tidak dilindungi. Semakin cepat Anda mengonsumsinya, semakin efektif obat ini. Namun, ada juga yang menyatakan bahwa Postinor masih dapat memberikan efe...